Like this ?

Selasa, 10 Juli 2012

Makalah Resum Farmakologi semester 2


BAB I
PENDAHULUAN

1.1            Latar Belakang
          Farmakolgi  adalah  ilmu yg mempelajari sejarah, asal usul obat, sifat fisik dan kimiawi, cara mencampur dan  membuat obat, efek terhadap fungsi biokimiawi dan faal, cara kerja, absornsi, distribusi, biotransformasi dan ekskresi, penggunaan dalam klinik dan efek toksiknya.
            Farmakologi bermafaat bagi pentingnya mewujudkan perawat yang professional.

1.2   Rumusan Masalah
·         Konsep Dasar Farmakologi ?
·         Konsep Farmakodinamik ?
·         Konsep Farmakokinetik ?
·         Konsep Penggolongan Obat ?
·         Dosis Pemberian Obat ?
·         Bahaya Pemberian Obat ?
·         Peran Kolaboratif perawat dan  prinsip pemberian obat ?

1.3     Tujuan Makalah
         
           Dalam pembuatan makalah ini penulis berharap semoga makalah ini dapat               memberikan  pengetahuan bagi Mahasiswa-mahasiswi DIII keperawatan tentang                                     Etika Keperawatan




BAB II
PEMBAHASAN

2.1         Konsep Dasar Farmakologi  
            Jaman dahulu obat yang dipergunakan berasal dari tanaman (akar-akaran/ daun tumbuh-tumbuhan) u/ mengobati penyakit. Pengetahuan ini secara turun temurun disimpan dan dikembangkan sehingga menjadi ilmu pengobatan rakyat (jamu/obat tradisonal).
Permulaan abad ke-20 obat-obatan kimia sintetik mulai nampak kemajuan dengan ditemukannya obat-obatan kemoterapik seperti sulfonilamid (1935) dan penisilin (1940).
Definisi obat :
Adalah zat baik kimiawi, hewani maupun nabati, yg dalam dosis layak dapat menyembuhkan, meringankan, atau mencegah penyakit atau gejala-gejalanya.
3 Macam Jenis Obat
  1. Obat farmakodinamika : adalah obat yg bekerja terhadap tuan rumah dengan jalan mempercepat / memperlambat proses fisiologis a/ fungsi2 biokimia di dalam tubuh.
            Ex : vitamin, hormon
2.      Obat kemoterapeutika : adalah obat yg membunuh kuman a/ parasit di dalam tubuh tuan rumah.
            Ex : antibiotik, obat cacing
3.       Obat diagnostik : adalah obat pembantu u/ melakukan diagnosis (pengenalan penyakit)
            Ex : test mantoux u/ test TBC, barium sulfat u/ melihat saluran lambung usus pada waktu rontgent.
Cara Pemberian obat :
1. Lokal : yang memberikan pengaruh setempat.
·         Topikal (pada kulit), ex : salep, krim, lotion, spray (anastesy).
·         Supositoria (pada anus/vagina), ex : untuk wasir.
           
2. Sistemik : yg memberikan pengaruh pada seluruh sistem tubuh.
·         Melalui saluran pernapasan (inhalasi), ex : eter (inhalasi), inhaler (u/ flu).
·         Melalui oral keseluruh pencernaan, ex : tablet, syrup, kapsul.
·         Melalui membran mukosa / selaput lendir (bawah lidah / sublingual, suppositoria)
·         Melalui kulit (implantasi subkutan), ex: obat-obat KB (mengandung hormon)
·         Melalui injeksi (parenteral), yaitu secara :
a.       Subkutan (hipodermal) : injeksi di bawah kulit
b.      Intra muskuler : injeksi di dalam otot, umumnya di daerah gluteus magnus.
c.       Intra vena :  injeksi kedalam pembuluh darah
d.      Intra cutan (dalam kulit)


2.2     Konsep Farmakodinamika
1.  Mekanisme kerja obat
            Adalah akibat langsung dari penggabungan molekul obat (O) dengan suatu reseptor (R). Bila reseptor itu suatu enzim maka hasilnya dapat enzim berupa penghambatan ataupun perangsangan enzim tersebut.
Setelah terbentuk kompleks obat – reseptor  (OR), kemungkinan besar akan            terjadi reaksi rantai lebih lanjut, tetapi yg terlihat a/ dapat di observasi adalah             timbulnya perubahan fungsi organ tertentu. Perubahan yg dapat dilihat kita sebut         efek obat.
2.  Reseptor Obat
            Ialah makromolekul di dalam tubuh yg bergabung dengan obat & secara kimiawi dapat dikenali oleh obat. Penggabungan ini merupakan reaksi permulaan dalam suatu rangkaian reaksi yg pada akhirnya menimbulkan efek terhadap obat. Reseptor obat pada umumnya merupakan molekul enzim atau komponen fungsional dari sel. Reseptor obat dapat terletak pada membran sel, di dalam sel, atau ekstra sel.

3. Transmisi sinyal obat
            Transmisi sinyal obat (efek obat) pada umunya terlihat sebagai perubahan intensitas faal organ tertentu atau reaksi biokimianya. Karena efek obat adalah hal yg dapat diobservasi, maka dapat digolongkan sesuai dengan efeknya. Ex : analgesik-antipiretik, hipoglikemik, obat hipertensi, dsb.
4.   Interaksi Obat - Reseptor
2 Jenis interaksi obat obat-reseptor, yaitu :
1.      Obat dapat bergabung dengan reseptor & memulai aksi obat disebut agonist. Obat ini berikatan dengan molekul khusus (suatu rerseptor) pada dinding sel, perubahan kecil pada strukturnya akan mengubah efek obat.
                        Ex : narkotika analgetik
2.      Obat tidak terikat pada reseptor di dinding sel tetapi masuk ke dinding sel, & ini bergantung pada kelarutannya dalam lemak & kemampuannya menembus didnding sel. Perubahan struktur molekul tidak mengubah sifat fisiknya & tidak akan mengubah farmakologinya. Obat ini disebut antagonist.
                        Ex : Obat anastesi.

Komentar

☺ Thanks, udah berkunjung ☺