BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Farmakolgi adalah ilmu yg mempelajari sejarah, asal usul obat,
sifat fisik dan kimiawi, cara mencampur dan membuat obat, efek terhadap fungsi biokimiawi
dan faal, cara kerja, absornsi, distribusi, biotransformasi dan ekskresi,
penggunaan dalam klinik dan efek toksiknya.
Farmakologi
bermafaat bagi pentingnya mewujudkan perawat yang professional.
1.2 Rumusan
Masalah
·
Konsep Dasar
Farmakologi ?
·
Konsep
Farmakodinamik ?
·
Konsep
Farmakokinetik ?
·
Konsep
Penggolongan Obat ?
·
Dosis
Pemberian Obat ?
·
Bahaya
Pemberian Obat ?
·
Peran
Kolaboratif perawat dan prinsip
pemberian obat ?
1.3 Tujuan
Makalah
Dalam pembuatan makalah ini penulis berharap
semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan bagi Mahasiswa-mahasiswi DIII keperawatan
tentang Etika
Keperawatan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Konsep
Dasar Farmakologi
Jaman dahulu obat yang dipergunakan
berasal dari tanaman (akar-akaran/ daun tumbuh-tumbuhan) u/ mengobati penyakit.
Pengetahuan ini secara turun temurun disimpan dan dikembangkan sehingga menjadi
ilmu pengobatan rakyat (jamu/obat tradisonal).
Permulaan
abad ke-20 obat-obatan kimia sintetik mulai nampak kemajuan dengan ditemukannya
obat-obatan kemoterapik seperti sulfonilamid (1935) dan penisilin (1940).
Definisi
obat :
Adalah
zat baik kimiawi, hewani maupun nabati, yg dalam dosis layak dapat
menyembuhkan, meringankan, atau mencegah penyakit atau gejala-gejalanya.
3
Macam Jenis Obat
- Obat farmakodinamika : adalah obat yg bekerja terhadap tuan rumah dengan jalan mempercepat / memperlambat proses fisiologis a/ fungsi2 biokimia di dalam tubuh.
Ex : vitamin, hormon
2.
Obat
kemoterapeutika : adalah obat yg membunuh kuman a/ parasit di dalam tubuh tuan
rumah.
Ex : antibiotik, obat cacing
3.
Obat diagnostik : adalah obat pembantu u/
melakukan diagnosis (pengenalan penyakit)
Ex : test mantoux u/ test TBC,
barium sulfat u/ melihat saluran lambung usus pada waktu rontgent.
Cara
Pemberian obat :
1.
Lokal : yang memberikan pengaruh setempat.
·
Topikal (pada kulit), ex : salep, krim,
lotion, spray (anastesy).
·
Supositoria (pada anus/vagina), ex :
untuk wasir.
2. Sistemik : yg
memberikan pengaruh pada seluruh sistem tubuh.
·
Melalui saluran pernapasan (inhalasi),
ex : eter (inhalasi), inhaler (u/ flu).
·
Melalui oral keseluruh pencernaan, ex :
tablet, syrup, kapsul.
·
Melalui membran mukosa / selaput lendir
(bawah lidah / sublingual, suppositoria)
·
Melalui kulit (implantasi subkutan), ex:
obat-obat KB (mengandung hormon)
·
Melalui injeksi (parenteral), yaitu
secara :
a.
Subkutan (hipodermal) : injeksi di bawah
kulit
b.
Intra muskuler : injeksi di dalam otot,
umumnya di daerah gluteus magnus.
c.
Intra vena : injeksi kedalam pembuluh darah
d.
Intra cutan (dalam kulit)
2.2 Konsep Farmakodinamika
1.
Mekanisme kerja obat
Adalah
akibat langsung dari penggabungan molekul obat (O) dengan suatu reseptor (R).
Bila reseptor itu suatu enzim maka hasilnya dapat enzim berupa penghambatan
ataupun perangsangan enzim tersebut.
Setelah terbentuk
kompleks obat – reseptor (OR),
kemungkinan besar akan terjadi
reaksi rantai lebih lanjut, tetapi yg terlihat a/ dapat di observasi adalah timbulnya perubahan fungsi organ
tertentu. Perubahan yg dapat dilihat kita sebut efek obat.
2.
Reseptor Obat
Ialah makromolekul di dalam tubuh yg
bergabung dengan obat & secara kimiawi dapat dikenali oleh obat.
Penggabungan ini merupakan reaksi permulaan dalam suatu rangkaian reaksi yg
pada akhirnya menimbulkan efek terhadap obat. Reseptor obat pada umumnya
merupakan molekul enzim atau komponen fungsional dari sel. Reseptor obat dapat
terletak pada membran sel, di dalam sel, atau ekstra sel.
3.
Transmisi sinyal obat
Transmisi sinyal obat (efek obat)
pada umunya terlihat sebagai perubahan intensitas faal organ tertentu atau reaksi
biokimianya. Karena efek obat adalah hal yg dapat diobservasi, maka dapat
digolongkan sesuai dengan efeknya. Ex : analgesik-antipiretik, hipoglikemik,
obat hipertensi, dsb.
4.
Interaksi
Obat - Reseptor
2 Jenis interaksi obat obat-reseptor,
yaitu :
1. Obat
dapat bergabung dengan reseptor & memulai aksi obat disebut agonist. Obat
ini berikatan dengan molekul khusus (suatu rerseptor) pada dinding sel,
perubahan kecil pada strukturnya akan mengubah efek obat.
Ex : narkotika analgetik
2. Obat tidak terikat pada reseptor di dinding sel
tetapi masuk ke dinding sel, & ini bergantung pada kelarutannya dalam lemak
& kemampuannya menembus didnding sel. Perubahan struktur molekul tidak
mengubah sifat fisiknya & tidak akan mengubah farmakologinya. Obat ini disebut
antagonist.
Ex : Obat
anastesi.