MAKALAH
BIOKIMIA
Proses Metabolisme dan Regulasi Cairan
dan Elektrolit Dalam Tubuh
Dosen:
Beterson, Amd. Kep.
Disusun
Oleh: Kelompok 6
1.
Winarti 6. Rodi Antono
2.
Puspita
M. N. 7. Rofi Ulbar
3.
Jesika
F. 8. Prianto
4.
Susi
Sundari 9. Apriunus
5.
Kristian
YAYASAN EKA HARAP PALANGKARAYA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI DIII KEPERAWATAN
2012
KATA
PENGANTAR
Puji
dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Semoga
dibuatnya makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita semua.
Penulis
menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak kekurangan. Oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak akan penulis terima dengan senang
hati, agar dalam pembuatan makalah
selanjutnya semoga dapat lebih baik dari sekarang. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih, semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.
Palangka
Raya, Maret 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA
PENGANTAR …………………………………………… i
DAFTAR
ISI ………………………………………………….. ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang ……………………………………... 1
B.
Rumusan Masalah
…………………………………. 1
C.
Manfaat Penulisan
…………………………………. 1
D. Metode Penulisan
...................................................... 2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Keluarga
Sejahtera.........…………………………. 3
a.
Definisi
Keluarga Sejahtera...................................... 3
b.
Tujuan
Keluarga Sejahtera....................................... 3
c.
Tahapan
Keluarga Sejahtera.................................... 4
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan ………………………………………… 8
B. Saran
…………………………………………… 8
DAFTAR
PUSTAKA ………………………………………... 9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan manusia sangat bergantung pada apa
yang ada di sekelilingnya termasuk dalam memenuhi kebutuhan dasarnya yaitu
makan dan minum lebih kurang 60% berat badan orang dewasa pada umumnya terdiri
dari cairan (air dan elektrolit). Faktor yang mempengaruhi jumlah cairan tubuh
adalah umur, jenis kelamin, dan kandungan lemak dalam tubuh. Secara umum orang
yang lebih muda mempunyai persentase cairan tubuh yang lebih tinggi dibanding
dengan orang yang lebih tua, dan pria secara proporsional mempunyai lebih
banyak cairan tubuh dibanding dengan wanita. Orang yang lebih gemuk mempunyai
jumlah cairan yang lebih sedikit dibandingkan dengan orang yang lebih kurus,
karena sel lemak mengandung sedikit air. Cairan tubuh terdiri dari dua
kompartemen cairan, yaitu: ruang intra seluler (cairan dalam sel) dan ruang
ekstra seluler (cairan luar sel). Kurang lebih 2/3 cairan tubuh berada dalam
kompartemen cairan intra sel, dan kebanyakan terdapat pada massa otot skeletal.
60 % berat badan tubuh adalah : a.Cairan intrasel (CIS) 40 % dari berat
badan b.Cairan ekstrasel (CES) 20 % dari berat badan yang terdiri dari
cairan intravaskuler (plasma) 5 % dari berat badan, dan cairan interstisil 15 %
dari berat badan.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah mencakup :
1.
Pengertian
cairan dan elektrolit
2.
Bagaimana
fungsi cairan dan elektrolit bagi tubuh ?
3.
Komponen
cairan dalm tubuh; CES dan CIS ?
4.
kebutuhan
tubuh terhadap cairandan elektrolit ?
5.
Regulasi
cairan dan elektrolit ?
6.
masalah
kesehatan yang berhubungan dengan cairan dan elektrolit; dehidrasi, diare ?
D. Manfaat Penulisan
Manfaat
penulisan makalah ini adalah memberikan penjelasan tentang Proses
Metabolisme Dan Regulasi Cairan Dan Elektrolit Dalam Tubuh dan di
harapkan agar memberikan
wawasan dan pengetahuan yang
bertujuan agar perawat mengetahui apa saja yang terkait, serta mempermudah
dalam melakukan suatu praktik keperawatan.
D. Metode Penulisan
Dalam penulisan
makalah ini, penulis
menggunakan metode library research atau kepustakaan yaitu
dengan mencari, mengumpulkan materi
dari buku serta
menyusunnya menjadi sebuah
makalah.
BAB II
TUNJAUAN PUSTAKA
PROSES METABOLISME DAN REGULASI CAIRAN DAN ELEKTROLIT DALAM TUBUH
A. Pengertian Cairan Dan Elektrolit
Cairan dan elektrolit sangat
diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan
dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu bagian dari fisiologi
homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan
perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri
dari air ( pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan
partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan.
Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan
intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan
dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan
elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit
saling bergantung satu dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu maka akan
berpengaruh pada yang lainnya.Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar
yaitu : cairan intraseluler dan cairan ekstraseluler. Cairan intraseluler
adalah cairan yang berda di dalam sel di seluruh tubuh, sedangkan cairan
akstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari tiga
kelompok yaitu : cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial dan cairan
transeluler. Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam sistem
vaskuler, cairan intersitial adalah cairan yang terletak diantara sel,
sedangkan cairan traseluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan
serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna.
B.
Fungsi cairan
dan elektrolit bagi tubuh
a. Fungsi Cairan Tubuh
1.
Memberi bentuk
pada tubuh
2.
Berperan dalam
pengaturan suhu tubuh
3.
Berperan dalam
berbagai fungsi pelumasan
4.
Sebagai
bantalan
5.
Sebagai pelarut
dan tranfortasi berbagai unsur nutrisi dan elektrolit
6.
Media untuk
terjadinya berbagai reaksi kimia dalam tubuh
7.
Untuk performa
kerja fisik
b.
Fungsi dari elektrolit
1. Merupakan mineral-mineral penting yang dibutuhkan tubuh
2. Mengatur osmosis air antara bagian tubuh.
3. Menjaga keseimbangan asam basa untuk aktifitas selular normal.
4. Menghilangkan dahaga.
5. Mengembalikan kesegaran otot tubuh setelah berolahraga.
6. Mencegah cedera akibat panas tubuh yang berlebihan
7. MEnghambat kelelahan.
1. Merupakan mineral-mineral penting yang dibutuhkan tubuh
2. Mengatur osmosis air antara bagian tubuh.
3. Menjaga keseimbangan asam basa untuk aktifitas selular normal.
4. Menghilangkan dahaga.
5. Mengembalikan kesegaran otot tubuh setelah berolahraga.
6. Mencegah cedera akibat panas tubuh yang berlebihan
7. MEnghambat kelelahan.
Terdapat 3 jenis minuman elektrolit yaitu:
1. Isotonik
Merupakan
minuman elektrolit dengan kandungan elektrolit dan karbohidrat 6-8% dan osmolalitasnya sama dengan darah.
2. Hipotonik
Kandungan elektrolit dan karbohidratnya kecil dengan osmolalitas lebih rendah dari darah.
3. Hipertonik
Kandungan elektrolit dan karbohidratnya tinggi dengan osmolalitas lebih tinggi dari darah.
2. Hipotonik
Kandungan elektrolit dan karbohidratnya kecil dengan osmolalitas lebih rendah dari darah.
3. Hipertonik
Kandungan elektrolit dan karbohidratnya tinggi dengan osmolalitas lebih tinggi dari darah.
Disamping sebagai pengantar aliran listrik, elektrolit juga mempunyai
banyak manfaat, tergantung dari jenisnya. Contohnya :
1. Natrium : fungsinya sebagai penentu utama
osmolaritas dalam darah dan pengaturan volume ekstra sel.
2. Kalium : fungsinya mempertahankan
membran potensial elektrik dalam tubuh.
3. Klorida : fungsinya mempertahankan tekanan
osmotik, distribusi air pada berbagai cairan tubuh dan keseimbangan anion dan
kation dalam cairan ekstrasel.
4. Kalsium : fungsi utama kalsium adalah sebagai
penggerak dari otot-otot, deposit utamanya berada di tulang dan gigi, apabila
diperlukan, kalsium ini dapat berpindah ke dalam darah.
5. Magnesium : Berperan penting dalam aktivitas elektrik jaringan, mengatur
pergerakan Ca2+ ke dalam otot serta memelihara kekuatan kontraksi
jantung dan kekuatan pembuluh darah tubuh.
Secara menyeluruh atau dapa disimpulkan fungsi cairan elektrolit bagi tubuh
yaitu sebagai berikut
1.
Mengatur suhu
tubuh
Bila kekurangan air, suhu tubuh
akan menjadi panas dan naik.
2.
Melancarkan
peredaran darah
Jika tubuh kita kurang cairan, maka darah akan mengental. Hal ini
disebabkan cairan dalam darah tersedot untuk kebutuhan dalam tubuh. Proses
tersebut akan berpengaruh terhadap pada kinerja otak dan jantung.
3.
Membuang racun
dan sisa makanan
Tersedianya cairan tubuh yang cukup
dapat membantu mengeluarkan racun dalam tubuh. Air membersihkan racun dalam
tubuh melalui keringat, air, seni, dan pernafasan.
4.
Kulit
Air sangat penting untuk mengatur
struktur dan fungsi kulit. Kecukupan air dalam tubuh berguna untuk menjaga
kelembaban, kelembutan, dan elastisitas kulit akibat pengaruh suhu udara dari
luar tubuh.
5.
Pencernaan
Peran air dalam proses pencernaan untuk mengangkut nutrisi dan oksigen
melalui darah untuk segera dikirm kesel-sel tubuh. Konsumsi air yang cukup akan
membantu kerja sistem pencernaan didalam usus besar karena gerakan usus menjadi
lebih lancar, sehingga feses pun keluar dengan lancar.
6.
Pernafasan
Paru-paru memerlukan air untuk pernapasan karena paru-paru harus basah
dalam bekerja memasukkan oksigen kedalam sel tubuh. Hal ini dapat dilihat
apabila kita menghenbuskan nafas kekaca, maka akan dilihat cairan berupa embun
dari nafas yangdihenbuskan pada kaca.
7.
Sendi daan otot
Cairan tubuh melindungi dan melumasi gerakan pada sendi dan otot. Otot
tubuh akan mengempis apabila tubuh kekurangan cairan. Oleh sebab itu, perlu
minum air dengan cukup selama beraktivitas untuk meminimalisir resiko kerja
otot dan kelelahan.
8.
Pemulihan
penyakit
Air mendukung proses pemulihan ketika sakit karena asupa air yang memadai
berfungsi untuk menggantikan cairan tubuh yang terbuang.
C. Komponen cairan
dalam tubuh; CES dan CIS
cairan tubuh
terdiri dari 3 bagian, yaitu intrasel (CIS) dan ekstrasel (plasma darah,
intertisial) untuk memahami, cairan intrasel berada didalam sel dan ekstrasel
berada didalam sel. Cairan ekstrasel (CES) dibagi dua yaitu cairan
intravaskuler (berada dalam pembuluh darah) dan cairan intertisial berada diluar
sel dan diluar pembuluh.
a.
Distribusi
Cairan Tubuh
Air merupakan komponen terbesar dari tubuh, sekitar 45- 75% total berat
badan, ⅔ nya merupakan cairan intrasel dan sisanya ekstrasel dengan ¼ nya
tardapat pada intravaskuler dan ¾ sisanya merupakan intertisial. Lemak tubuh
bebas air, sehingga yang kurus memiliki jumlah air lebih banyak dibanding yang
gemuk.
Distribusi cairan tubuh adalah relatif tergantung pada ukuran tubuh itu
sendiri.
1. dewasa 60%
2. anak-anak 60 – 77%
3. infant 77%
4. embrio 97%
5. manula 40 – 50 %
pada manula, prosentase total cairan tubuh berkurang dikarenakan sudah
mengalami kehilangan jaringan tubuh.
intracellular volume = total body water – extracellular volume
interstitial fluid volume = extracellular fluid volume – plasma volume
total bloods volume = plasma volume / (1 - hematocrite)
b.
Elektrolit
Tubuh
elektrolit
tubuh, bisa terlarut dalam air atau dalam larutan lain. Elektrolit memiliki
fungsi fisiologis yang khusus didalam tubuh seperti misalnya dalam proses kerja
neuromuskuler. Elektrolit bermuatan listrik positif (kation), biasanya berupa
unsur logam, dan bermuatan negatif (anion), merupakan unsur non logam. Beberapa
kation utama dalam tubuh adalah natrium (Na+), kalium/potasium (K+), kalsium
(Ca²+), magnesium (Mg²+). Sedangkan anion utama dalam tubuh adalah klorida (Clˉ
), bikarbonat (HCO3ˉ), phospat (HPO4ˉ ).
Komposisi
elektrolit tubuh
Jenis
elektrolit
|
Intresel
(mEq/L)
|
Ekstrasel
(mEq/L)
|
Na
K
Ca
Mg
Cl
HCO3
phosphat
(HPO4)
sulfat (SO4)
|
15-20
150-155
1-2
27-29
1-4
10-12
100-104
2
|
135-154
3,5-5
4,5-5,5
4,5-5,5
98-106
25-27
1,7-1,4
1
|
1.
Natrium / Sodium
Fungsi dasar
dari natrium adalah mengatur volume CES, meningkatkan permeabilitas membran,
mengatur tekanan osmotik vaskuler, mengontrol distribusi cairan intraseluler
dan ekstraseluler, berperan dalam hantaran inpuls sarap, memelihara
iritabilitas neuromuskuler.
2.
Kalium / Potasium
Fungsi dasar
kalium adalah mengatur CIS, membantu transmisi inpuls sarap, berperan/membantu
kontraksi otot skeletal dan otot polos, membantu reaksi enzimatik pada proses
metabolisme karbohidrat dan restrukturisasi asam amino menjadi protein, menhaut
keseimbangan asam-basa (bertukar tempat dengan ion hidrogen).
3.
Calsium
Fungsi dasar dari kalsium adalah
mendukung kekuatan dan penyusun tulang dan gigi, membentuk ketebalan dan
kekuatan membran sel, membantu transmisi impuls sarap, menurunkan eksitabilitas
neuromuskuler, bahan pentung pembekuan darah, membantu absorbsi dan penggunaan
vit B12, mengaktifkan reaksi enzim dan sekresi hormon.
4.
Magnesium
Fungsi dasar
magnesium adalah mengaktifkan sistem enzim, sebagian besar bersama dengan
metabolisme vit B dan penggunaan K, Ca dan protein. Membantu regulasi kadar
serum kalsium, pospor dan kalsium. Membantu aktivitas neuromuskuler.
Air menyusun 60 % -75 % total berat badan dengan kisaran antara 40%-80%.
Air tubuh terdistribusi diantara dua kompartemen cairan utama.
1.
Cairan
intraseluler (CIS), dalam membran sel. CIS membentuk sekitar 2/3 dari H2O
total tubuh.
Komposisi cairan intrasel:
ü Kation : Na+ = 10,0
mEq/L
K+ = 140,0 mEq/L
Ca2+ = 1,0 mEq/L
Mg2+ = 50,0 mEq/L
ü Anion : Cl- = 4,0
mEq/L
HCO3- = 10,0 mEq/L
HPO4-2 = 75,0 mEq/L
SO4-2 = 20,0 mEq/L
Protein = 50,0 mEq/L
- Cairan ekstraseluler (CES)
CES membentuk 1/3 dari kompartmen cairan ekstra sel, yang termasuk dalm CES
adalah Limfe dan cairan limfe sel. CES dibagi menjadi :
cairan intravaskuler atau plasma darah, berada dalam pembuluh darah yang meliputi
20% CES atau 15% dari total berat badan.
o Kation : Na+ = 140,0
mEq/L
K+ = 5,0 mEq/L
Ca2+ = 5,0 mEq/L
Mg2+ = 2,0 mEq/L
o Anion : Cl- = 100,0
mEq/L
HCO3- = 28,0 mEq/L
HPO4-2 = 2,0 mEq/L
SO4-2 = 1,0 mEq/L
Protein = 16,0 mEq/L
o cairan interstisial (cairan berada diantara sel) yang mencapai 80% CES atau 5% dari total berat badan. Selain kedua kompartmen tersebut, ada kompartmen lain yang ditempati
oleh cairan tubuh.
o Kation : Na+ = 145,0
mEq/L
K+ = 5,0 mEq/L
Ca2+ = 3,0 mEq/L
Mg2+ = 2,0 mEq/L
o Anion : Cl- = 114,0
mEq/L
HCO3- = 30,0 mEq/L
HPO4-2 = 2,0 mEq/L
SO4-2 = 1,0 mEq/L
Protein = 1,0 mEq/L
o cairan transel (cairan lintas sel). Namun volumenya diabaikan karena
kecil, yaitu cairan sendi, cairan otak, cairan perikard, liur pencernaan, dll.
Ion Na+ dan Cl- terutama terdapat pada cairan ektrasel,
sedangkan ion K+ di cairan intrasel. Anion protein tidak tampak
dalam cairan intersisial karena jumlahnya paling sedikit dibandingkan dengan
intrasel dan plasma.
D. Kebutuhan tubuh
terhadap cairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolit sangat berguna dalam mempertahankan fungsi tubuh
manusia. Kebutuhan cairan dan elektrolit bagi manusia berbeda dengan tingkat
usia seseorang, seperti bayi mempunyai kebutuhan cairan yang berbeda dengan
usia dewasa. Bayi mempunyai tingkat metabolisme air lebih tinggi mengingkat
permukaan tubuh yang relatif luas dan persentasi air lebih tinggi dibandingkan
dengan orang dewasa.
Kebutuhan cairan sangat diperlukan tubuh untuk mengangkut zat makanan
kedalam sel, sisa metabolisme, sebagai pelarut elektrolit dan non elektrolit,
memelihara suhu tubuh mempermudah eliminasi dan membantu pencernaan. Disamping
kebutuhan cairan, elektrolit (natrium, kalium, klorida dan fosfat) sangat
penting untuk keseimbangan asam-basa, konduksi saraf, kontraksi muskuler dan
osmolaritas. Kondisi tidak terpenuhinya dapat mempengaruhi sistem organ tubuh
terutama ginjal.
Untuk mempertahankan kondisi cairan dan elektrolit dalam keadaan seimbang, maka
pemasukan harus sesuai dengan kebutuhan. Prosedur pemenuhan kebutuhan cairan
dan elektrolit dalampelayanan keperawatan dapat dilakukan melalui pemberian
per-oral atau intravena.
E. Regulasi cairan
dan elektrolit
a.
Regulasi Cairan
Tubuh
Tubuh memiliki mekanisme pengaturan untuk mempertahankan komposisi cairan
agar dalam kondisi yang setimbang atau tetap. Banyak organ yang terlibat dalam
proses mekanisme ini.
Normal kebutuhan cairan adalah 35 cc/KgBB/hr. Namun bila dirata-ratakan,
kebutuhan intake (masukan) air pada orang dewasa adalah dari ingesti liquid
1500 cc, daro makanan 700 cc, air dari oksidasi 200 cc sehingga totalnya 2400
cc/hari. Sedangkan untuk pengaturan keseimbangan cairan tubuh terdapat
mekanisme pembuangan cairan tubuh yang melibatkan berbagai organ. Organ
tersebut adalah melalui kulit 300-400 cc berupa keringat dan penguapan namun
tergantung pada aktivitas dan suhu. Dari paru-paru300-400 cc berupa uap air
dari ekspirasi. Dari GIT sekitar 200 cc/ hari dan akan meningkat pada kasus
diare. Pengeluaran air yang terbanyak terjadi di ginjal, sekitar 1200-1500
cc/hr. Ketika defisit volume cairan ekstraseluler, maka akan terjadi beberapa
mekanisme
1. diproduksi ADH (anti diuretic hormone) yang berfungsi untuk mereabsorpsi
air
2. aldosteron diproduksi oleh corteks adrenal, berfungsi untuk mereabsorpsi Na
yang . berefek pada peningkatan air di ekstraseluler
3. renin yang dilepaskan sel jukstaglomerural ginjal, berfungsi untuk
vasokontriksi . . dan sekresi aldosteron.
b.
Pengaturan Neuroendokrin dalam Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
Sebagai kesimpulan, pengaturan keseimbangan keseimbangan cairan dan
elektrolit diperankan oleh system saraf dan sistem endokrin. Sistem saraf
mendapat informasi adanya perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit melalui
baroreseptor di arkus aorta dan sinus karotikus, osmoreseptor di hypotalamus,
dan volume reseptor atau reseptor regang di atrium. Sedangkan dalam sistem
endokrin, hormon-hormon yang berperan saat tubuh mengalami kekurangan cairan
adalah Angiotensin II, Aldosteron, dan Vasopresin/ADH dengan meningkatkan
reabsorbsi natrium dan air. Sementara, jika terjadi peningkatan volume cairan
tubuh, maka hormone atriopeptin (ANP) akan meningkatkan eksresi volume natrium
dan air.
perubahan volume dan osmolaritas cairan dapat terjadi pada beberapa
keadaan.Faktor lain yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit di
antaranya ialah umur, suhu lingkungan, diet, stres, dan penyakit.
F.
Masalah kesehatan yang berhubungan dengan cairan dan elektrolit; dehidrasi,
diare, dll.
a.
Hilangnya cairan tubuh manusia
Kehilangan cairan tubuh manusia
1. Normal
Terjadi akibat pemakaian energi tubuh. Kehilangan
cairan sebesar 1 ml terjadi pada pemakaian kalori sebesar 1 kal.
2. Abnormal
Terjadi karena berbagai penyakit atau keadaan
lingkungan seperti suhu lingkungan yang terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Pengeluaran cairan yang banyak dari dalam tubuh
tanpa diimbangi pemasukan cairan yang memadai dapat berakibat dehidrasi.
Dehidrasi adalah keadaan dimana tubuh kehilangan cairan elektrolit yang sagat
dibutuhkan organ-organ tubuh untuk bisa menjalankan fungsinya dengan baik.
b.
Gejala
dehidrasi
Berikut ini adalah berbagai gejala dehidrasi sesuai tingkatannya;
1. Dehidrasi ringan
· muka memerah
· rasa sangat haus
· kulit
kering dan pecah-pecah
· volume urine berkurang dengan warna lebih gelap
dari biasanya
·
Pusing dan lemah
· Kram otot terutama pada kaki dan tangan
· Kelenjar air mata berkurang
· kelembabannya
· Sering mengantuk
· Mulut dan lidah kering dan air liur berkurang
2. Dehidrasi sedang
· tekanan darah menurun
· Pingsan
· kontraksi kuat pada otot lengan, kaki, perut dan
punggung
· Kejang
· Perut kembung
· Gagal jantung
· ubun-ubun cekung
· Denyut nadi cepat dan lemah
3. dehidrasi berat
· Kesadaran berkurang
· Tidak buang air kecil
· Tangan dan kaki menjadi dingin dan lembab
· Denyut nadi semakin cepat dan lemah hingga tidak
teraba
· Ujung kuku, mulut dan lidah berwarna kebiruan
c.
Mengembalikan
cairan tubuh yang hilang;
untuk mengembalikan
cairan tubuh yang hilang, kita harus banyak minum air mineral 8 gelas (kurang
lebih 2 liter) air setiap hari yang bisa didapat dari:
1. Air putih yang higienis/air mineral
Air
putih mengandung beberapa zat penting untuk tubuh seperti oksigen, magnesium,
sulfur dan klorida.
2. Air berion
Air
berion tidak hanya menghilangkan dahaga melainkan juga berfungsi sebagai sumber
energi seperti halnya karbohidrat. lipid, dan protein. Air berion bekerja
sebagai perantara dalam reaksi-reaksi biokimia dan berperan dalam proses metabolisme
tubuh sehingga dapat mengembalikan kesegaran otot tubuh setelah beraktivitas
mengeluarkan keringat dengan cepat.
3. Jus buah
Selain
rasanya nikmat dan segar, jus buah mengandung beragam vitamin dan mineral yang
mentehatkan. Menurut penelitian, jus jambu biji mengandung vitamin C sebanyak
3-6 kali lebih tinggi dibandingkan jus jeruk, 10 kali lebih tinggi dibandingkan
pisang . namun atlit kurang disarankan meminum jus buah saat berolahraga karena
cairan padanya tidak mudah terserap oleh tubuh.
d.
Penyebab diare
dan gejala diare
Diare
bukanlah penyakit yang datang dengan sendirinya. Biasanya ada yang menjadi
pemicu terjadinya diare. Secara umum, berikut ini beberapa penyebab diare yaitu;
1. Infeksi oleh bakteri, virus atau parasit.
2. Alergi terhadap makanan atau obat tertentu.
3. Infeksi oleh bakteri atau virus yang menyertai
penyakit lain seperti campak, infeksi telinga, infeksi tenggorokan, malaria.
4. Pemanis buatan.
Diare dapat merupakan efek sampingan banyak obat terutama antibiotik.
Selain itu, bahan-bahan pemanis buatan sorbitol dan manitol yang ada dalam
permen karet serta produk-produk bebas gula lainnya menimbulkna diare.
Gejala diare atau mencret adalah tinja yang encer dengan frekuensi 4 kali atau lebih dalam sehari, yang kadang disertai;
· muntah
· badan lesu atau lemah
· panas
· tidak nafsu makan
· darah dan lendirdalam kotoran.
Selain
itu , dapat pula mengalami sakit perut, serta gejala-gejala lain seperti flu
misalnya agak demam, nyeri otot atau kejang, dan sakit kepala. gangguan bakteri
dan parasit kadang-kadang menyebabkan tinja mengandung darah atau demam tinggi.
Diare
bisa menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit (misalnya natrium dan
kalium). Diare disertai juga oleh dehidrasi (kekurangan cairan). Dehidrasi
ringan hanya menyebabkan bibir kering,. Dehidrasi sedang memyebabkan kulit
keriput, mata dan ubun-ubun menjadi cekung (pada bayi yang berumur kurang dari
18 bulan). Dehidrasi berat bisa berakibat fatal, biasanya menyebabkan syok.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Air adalah komponen pembentuk tubuh yang paling
banyak jumlahnya. Pada orangdewasa kurang lebih 60 % dari berat badan adalah
air (air dan elektrolit), 2/3 bagian berada di intrasel, dan 1/3 bagian berada
di ekstrasel. 60 % berat badan tubuh adalah : a.Cairan intrasel (CIS) 40
% dari berat badan b.Cairan ekstrasel (CES) 20 % dari berat badan yang
terdiri dari cairan intravaskuler (plasma) 5 % dari berat badan, dan cairan
interstisil 15 % dari berat badan. Elektrolit utama a.Dari CES :
Natrium (N = 135 – 147 mEq/liter), Klorida (N = 100 – 106 mEq/liter) b.Dari CIS
: Kalium (N = 3,5 – 5,5 mEq/liter), Phospat (N = 3 – 4,5 mg/liter) Cairan dan
elektrolit merupakan factor yang dominan dalam menjalankan fungsi tubuh.
B.
Saran
Diharapkan
makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi setiap pembacanya, penulis
berharap dengan adanya makalah mengenai Proses Metabolisme Dan Regulasi Cairan Dan
Elektrolit Dalam Tubuh ini kita dapat memahami dan mampu membangun dan dapat menghasilkan suatu asuhan
keperawatan yang bernilai tinggi. Serta
untuk menambah wawasan pembaca dapat membaca reverensi yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Barbara,Kozier.
(1999). Fundamental Of Nursing Concept,
Process and Practice, Fifth Edition, Addison
Wsley Nursing, California.
Dolores F. Saxton. (1999). Comprehensive Review Of Nursing For NCLEK-RN, Sixteenth Edition, Mosby, St. louis, Missouri.
Dolores F. Saxton. (1999). Comprehensive Review Of Nursing For NCLEK-RN, Sixteenth Edition, Mosby, St. louis, Missouri.
http://gudanginspirasi.wordpress.com/2010/06/02/elektrolit-peranannya-dalam-tubuh/
http://eonman95.blogspot.com/2011/11/fisiologi-cairan-dan-elektrolit-tubuh.html
http://herymrt.wordpress.com/2007/08/29/%E2%80%9Ckebutuhan-cairan-dan-elektrolit%E2%80%9D/
http://mutyandmom.blogspot.com/2009/03/komposisi-cairan-normal-dalam-tubuh-air.html
Sylvia Anderson Price, Alih : Peter Anugerah. (1995) Pathofisiologi Konsep Klinis Proses-proses
Penyakit, Edisi kedua, EGC, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar