SURAT MENYURAT RESMI
Albertus Purwaka
1.
Arti
dan Fungsi Surat
Surat adalah suatu sarana untuk menyampaikan pernyataan atau
informasi tertulis kepada pihka lain (Sumantri, 1976:11). Pernyataan atau
informasi itu dapat berupa pemberitahuan, pernyataan, atau permintaan, laporan,
dll.
Ditinjau dari fungsinya, surat adalah suatu alat
percakapan atau sarana konunikasi tertulis paling efisien, efektif, ekonomis,
dan praktis. Surat sering dipakai oleh masyarakat baik antarpribadi,
antarlembaga, ataupun antarpribadi dan lembaga. Surat mempunyai kekuatan hukum
yang dapat digunakan sebagai alat bukti tertulis, suatu bukti nyata yang sah, ”hitam
di atas putih”.
Surat dapat mencerminkan corak, keadaan, mentalitas, dan
nilai pejabat/ instansi yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dalam menyusun surat
hendaknya selalu berhati-hati dan berpikir secara cermat agar tidak menimbulkan
kesan yang tidak menyenangkan. Dalam hal ini, surat berfungsi sebagai duta
organisasi.
2.
Syarat
Surat yang Baik
Surat
yang baik harus memenuhi syarat-syarat penyusunannya, yaitu (1) letak
bagian-bagian surat (bentuk) yang tepat sesuai dengan aturan atau pedoman yang
telah ditentukan, (2) pengetikan yang betul, jelas, bersih, dan rapi, (3) pemakaian
kertas yang sesuai, (4) surat harus dinyatakan secara ringkas dan ekspilit
(tegas), dan (5) bahasa yang digunakan harus bahasa yang baku atau sesuai
dengan kaidah ketatabahasaan, seperti pemakaian huruf kapital, pemakaian tanda
baca, pemilihan kata, dan bahasa surat harus efektif (logis, wajar, hemat,
cermat, sopan, dan menarik).
Dengan
menggunakan bahasa yang baik dan benar dalam surat-menyurat resmi, dapat
membawa wibawa seseorang dan dipandang sebagai lambang status sosial yang
tinggi. Itulah sebabnya dalam surat
resmi harus menggunakan bahasa yang baik dan benar.
3.
Pembagian
Surat
Menurut
isinya surat dapat dibagi menjadi tiga macam,
yaitu (1) surat pribadi, (2) surat
niaga, dan (3) surat
dinas/ resmi.
Surat
pribadi merupakan surat
yang dibuat oleh seseorang yang berisi kepentingan pribadi, tanpa terikat
kepada bentuk yang telah ditentukan, kecuali penempatan alamat yang dituju dan
si pengirim.
Surat
niaga merupakan surat yang digunakan sebagai
alat komunikasi tertulis dalam dunia bisnis, sedang surat
dinas/surat resmi merupakan surat
yang digunakan sebagai komunikasi tertulis yang menyangkut kepentingan tugas
dan kegiatan dinas instansi.
Yang
tergolong surat
resmi adalah sebagai berikut :
1.
|
pengumuman
|
8.
|
surat
tugas
|
2.
|
surat
edaran
|
9.
|
surat
kuasa
|
3.
|
surat
permohonan
|
10.
|
surat
lamaran pekerjaan
|
4.
|
surat
laporan
|
11.
|
surat
undangan
|
5.
|
surat
pengantar
|
12.
|
surat
perjanjian, dan
|
6.
|
surat
keputusan
|
13.
|
nota
dinas
|
7.
|
surat
instruksi
|
|
|
Catatan:
Surat perjanjian, surat sewa-menyewa, surat
jual beli, surat wasiat, akta, dan yang sejenis
dengan itu biasanya tidak disebut surat dinas,
tetapi surat
resmi. Surat
resmi dapat digunakan sebagai bukti di pengadilan.
4.
Format
Surat
Yang
dimaksud dengan format surat adalah tata letak
dan atau posisi bagian-bagian surat,
termasuk di dalamnya penempatan tanggal, nomor, salam pembuka, tembusan, dll. Pada
umumnya, format surat yang dipakai oleh berbagai instansi, antara lain (1)
format lurus penuh, (2) format lurus, (3) format setengsh lurus, (4) format
lekuk, dan (5) format paragraf menggantung.
Oleh
karena format setengah lurus merupakan bentuk surat satu-satunya yang disarankan oleh Pusat
Bahasa Jakarta, maka hanya format ini yang dibicarakan di sini.
Yang
dimaksud dengan format setengah lurus adalah bentuk surat
yang meletakkan tanggal surat
dan penandatangannya di sebbelah kanan atas dan kanan bawah. Format setengah
lurus mengenal alinea baru pada bagian-bagiannya. Berikut ini adalah gamabar
format setengah lurus.
Format
setengah lurus
KEPALA SURAT
|
Nomor : ….
24 Oktober 2011 Lampiran: ….
Hal : ….
Yang terhormat ….
…………………...
…………………...
Dengan hormat, (salam
pembuka)
……………………………………… (paragraf pembuka) ………..…………………………………………………………….
…………………………………………
…………………………………………………………….
………………………………………………………………………
……………………………………………… (paragraf isi)
……………………………………………………………..
………………………………………………………………………
………………………… (paragraf penutup)
(salam penutup) ……………………
(tanda tangan)
……………………
(nama jelas) ……………………
(jabatan) …………………...
Tembusan:
………………
………………
Inisial
|
5.
Bagian-bagian Surat
Yang dimaksud dengan bagian-bagian surat adalah seperti yang dibicarakan berikut
ini.
1)
Kepala surat
atau kop surat,
2)
Tanggal surat,
3)
Nomor surat,
4)
Lampiran surat,
5)
Hal atau perihal surat,
6)
Alamat yang dituju,
7)
Salam pembuka,
8)
Paragraf pembuka surat,
9)
Paragraf isi surat,
10)
Salam penutup,
11)
Paragraf penutup surat,
12)
Tanda tangan,
13)
Nama jelas penanda tangan,
14)
Tembusan, dan
15)
Inisial
5.1
Kepala Surat atau Kop Surat
Dalam kepala surat
yang lengkap tercantum hal-hal yang biasanya sudah tercetak, seperti nama instansi atau badan, alamat kantor secara lengkap, nomor telepon, nomor kotak pos,
alamat kawat, dan lambang istansi atau logo.
Apabila instansi atau badan tersebut bergerak dalam
bidang bisniis atau dunia usaha, selain di atas, dalam kepala surat tercantum juga alamat kantor cabang, nama bank, dan jenis usaha.
Penulisan/ pencentakan kepala surat disarankan agar
mematuhi ketentuan-ketentuan kebahasaan, yakni: cetaklah nama instansi atau
badan yan bersangkutan dengan huruf capital semua pada bagian atas kertas, di tengah-tengah
secara simetris kiri-kanan, alamat kantor dialamatkan dengan huruf-huruf awal
capital, kecuali kata tugas, atau dengan huruf capital seluruhnya sebagaimana
nama instansi, tetapi ukurannya lebih kecil daripada huruf-huruf untuk nama
instansi; unsure alamat dipisahkan dengan tanda koma, bukan dengan tanda
hubung; jalan ditulis lengkap jalan, bukan disingkat Jl. Atau Jln; jika kantor tersebut memiliki nomor telepon dituliskan kata telepon, bukan Tilpon, dan bukan pula disingkat Tilp. Atau Telp; tulisan
kata
Kotak
Pos jika kantor tersebut juga memiliki nya, bukan P.O. Box, apabila kantor tersebut juga memiliki nomor teleks,
hendaknya dicantumkan secara benar, bukan dengan penulisan Teleks.
5.2
Tanggal Surat
Tanggal surat dinas tidak
perlu didahului nama kota karena sudah tercantum
pada kalimat surat.
Selanjutnya nama bulan jangan disingkatkan atau ditulis dengan angka (Januari menjadi Jan. atau 01). Tahun juga
ditulis lengkap, tidak disingkat dengan tanda koma di atas. Pada akhir
tanggalnya tidak dibutuhkan tanda baca apa pun, baik titik maupun tanda hubung.
KEPALA SURAT
|
9 Januari 2010
|
5.3
Nomor Surat
Kata Nomor (lengkap)
diikuti tanda titik dua, atau jika nomor itu disingkat dengan No., penulisannya diikuti tanda titik
(.), kemudian diikuti tanda titik dua. Garis miring yang digunakan dalam nomor
dan kode surat
tidak didahului dan diikuti spasi. Kemudian, angka tahun sebaiknya dituliskan
lengkap dan tidak diikuti tanda baca
apapun.
Contoh
penulisan nomor dan kode surat yang benar.
Nomor : 2193/ J24.1.2/PP/1999
No. :
2193/J24.1.2/PP/1999
5.4 Lampiran
Kata Lampiran atau Lamp. diikuti
tanda titik dua. Kemudian cantumkan jumlah yang dilampirkan dan nama barang
yang dilampirkan, tidak diikuti tanda baca apapun.
Contoh penulisan lampiran
yang benar.
Lampiran : Satu berkas
Lamp. : Dua Eksemplar
Jika tidak ada yang
dilampirkan, kata Lampiran tidak
perlu dilampirkan sehingga tidak akan terdapat kata Lampiran yang diikuti tanda hubung atau angka nol.
Lampiran : --
seharusnya ditiadakan
Lampiran : 0
5.5 Hal Surat
Dalam surat dinas kita
sering menjumpai kata Perihal.
Walaupun kata Hal dan Perihal itu bersinonim atau memiliki
makna yang sama, sebaiknya digunakan kata Hal
karena lebih singkat dan mengandung makna langsung ke tujuan. Pokok surat
yang dicantumkan dalam bagian ini hendaknya diawali dengan huruf capital,
sedangkan yang lain ditulis dengan huruf kecil.
Pokok surat tidak ditulis panjang-panjang, tetapi singkat dan jelas, serta
mencangkup seluruh pesan yang ada dalam surat.
Penulisan hal surat yang salah.
Hal : Mohon
Kesediaan Menjadi Pemakalah.-
Hal :
Pelaksanaan ujian semester.-
Penulisan hal surat yang benar.
Hal : Mohon
menjadi pemakalah
Hal : Pelaksanaan ujian
5.5 Alamat dalam Surat
Pedoman penulisan alamat
surat adalah sebagai berikut.
1) Alamat yang dituju ditulis di sebelah kiri surat pada
jarak tengah antara hal surat dan salam pembuka. Posisi alamat surat pada
sisi sebelah kiri ini lebih menguntungkan daripada dituliskan di sebelah kanan
karena kemungkinan pemenggalan kata tidak ada. Jadi, alamat yang cukup panjang
pun dapat dituliskan tanpa dipenggal karena tempatnya cukup leluasa.
2) Alamat surat tidak diawali kata kepada karena kata tersebut berfungsi sebagai penghubung intra
kalimat yang menyatakan arah. Alamat pengirim pun tidak didahului kata dari karena kata tersebut berfungsi
sebagai penghubung intrakalimat yang menyatakan asal.
3) Alamat yang dituju diawali dengan Yth. (diikuti tanda
titik), atau Yang terhormat (tidak
diikuti titik atau koma).
4) Sebelum mencantumkan nama orang yang dituju, biasanya
penulis surat mencantumkan sapaan Ibu,
Bapak , Saudara, atau Sdr.
5) Jika nama oranng yang dituju bergelar akademik yang
ditulis depannya, seperti Drs, Ir.,
kata sapaan Bapak, Ibu, atau saudara tidak digunakan. Demikian jiga
jika alamat yang dituju memiliki pangkat, seperti sersan atau colonel,camat atau
bupati, kata sapaan tidak digunakan,
karena yang dituju adalah pangkat atau jabatan orang tersebut.
Ketentuan-ketentuan ini bertujuan agar sapaan Bapak, Ibu, dan Saudara tidak
terhimpit dengan gelar akademik, pangkat, atau jabatan.
Penulisan alamat yang benar.
Yth. Bapak Darwina Mirhad
Yth. Drs. Darwina Mirhad
Yth. Bupati Kotawaringin Timur
Yth.
Ibu Sulastri
Yth.
Sersan Mayor Polwan Sulastri
6) Penulisan kata Jalan
pada alamat tidak disingkat. Begitu juga nama gang, nomor, RT, dan RW
biasanya dituliskan dengan huruf capital setiap awal kata. Selanjutnya,nama
kota dan provinsi dituliskan degan huruf awal kapital, tidak perlu
digarisbawahi atau diberi tanda baca apa pun.
Contoh penulisan alamat yang salah.
Kepada Ytr. Bapak Ir. Dipanegara
Jalan Buntar V, No.2
Bandung
JAWA BARAT
Contoh penulisan alamat yang benar.
Yth. Ir Dipanegara
Jalan Buntar V, No. 2
Bandung
Jawa Barat
5.7 Salam Pembuka
Salam pembuka
dicantumkan di sebelah kiri satu garis tepi dengan nomor, lampiran, hal, dan
alamat surat. Huruf pertama awal kata dituliskan dengan huruf kapital.
Sedangkan kata yang lain dituliskan dengan huruf kecil semuanya dengan diikuti
tandaa koma (,).
Ungkapan yang lazim
digunakan sebagai salam pembuka dalam surat-surat dinas yang bersifat netral
adalah seperti di bawah ini.
Dengan hormat,
(D kapital, h kecil)
Salam sejahtera, (S kapital, s kecil)
Saudara … yang terhormat
Dalam surat dinas yang
bersifat khusus digunakan salam pembuka yang sesuai dengan lingkungannya.
Perhatikanlah contoh berikut ini.
Salam
pembuka,
Para jemaat yang dikasihi Tuhan,
Assalamualaikum W.W.,
5.8 Isi Surat
a) Paragraf Pembuka Surat
Paragraf pembuka surat
adalah pengantar isi surat untuk mengajak pembaca surat menyesuaikan
perhatiaannya kepada pokok surat yang sebenarnya. Kalimat pengantar yang lazim
digunakan untuk mengawali paragraf pada surat dinas yang berisi pemberitahuan
adalah sebagai berikut.
(1)
Dengan
ini perkenankanlah kami melaporkan kepada Bapak pelaksanaan ujian dinas di
lingkungan ….
(2)
Sehubungan
dengan surat kami tanggal 9 Mei 1999 No.
425/F-1/V/1999, dengan ini kami mohon agar Saudara segera mengirimkan surat
keterangan bebas tugas dari Pimpinan Saudara.
Contoh pengantar kalimat pada paragraf pembuka surat balasan adalah sebagai berikut.
(1)
Surat
Anda tanggal 24 Oktober 1999, No. 221/H.1/X/1999 sudah kami terima dengan
senang hati. Bertalian dengan itu, kami ingin menanggapi sebagai berikut.
(2)
Sehubungan
dengan surat Saudara tanggal 21 Maret 1999 tentang syarat-syarat sayembara,
kami beritahukan hal-hal sebagai berikut.
Catatan :
Kata Kami digunakan jika penulis
surat mengatasnamakan suatu organisasi atau instansi. Akan tetapi, jika atas
nama dirinya sendiri, kata ganti yang tepat adalah saya.
b) Paragraf Isi Surat yang Sesungguhnya
Setiap paragraph isi surat
hanya berbicara tentang satu masalah. Jika ada masalah lain, masalah itu
dituangkan dalam paragraph yang berbeda. Terakhir, kalimat-kalimat dalam
paragraf hendaknya pendek, tetapi jelas.
Rumusan isi surat juga
harus menarik, tidak membosankan, tetapi tetap hormat dan sopan. Penulis surat harus benar-benar mengakui dan menghormati
hak penerima surat. Oleh karena itu, penulis hendaknya menghindari sikap
menganggap sepele, apalagi meremehkan terhadap orang lain, jangan sekali-sekali
menghina atau mempermainkannya.
c) Paragraf Penutup
paragraf penutup berfungsi
sebagai kunci isi surat atau penegasan isi surat. Perhatikan contoh berikut
ini.
(1) Atas kerja sama Saudara selama ini, kami ucapkan terima
kasih
(2) Kami harap agar kerjasama kita membuahkan hasil dan
berkembang terus.
(3) Mudah-mudahan jawaban kami bermanfaat bagi Anda.
(4) Sambil menunggu kabar lebih lanjut, kami ucapkan terima
kasih.
(5)
Pada
kesempatan berikutnya kami akan memprioritaskan lamaran Saudara.
5.9
Salam Penutup
Salam penutup berfungsi untuk menunjukkan rasa hormat
penulis surat setelah komunikasi dengan pembaca surat. Salam penutup dicantumkan di antara paragraf penutup dan
tanda tangan pengirim.
Huruf awal kata salam
penutup ditulis dengan huruf kapital, sedangkan kata-kata lainnya ditulis
dengan huruf kecil, dan sesudah itu dibutuhkan tanda koma (,). Perhatikan contoh berikut.
Salam takzim,
Hormat kami,
Salam kami,
Wassalam,
5.10 Tanda Tangan, Nama Jelas, dan Jawaban
Surat dinas dianggap sah
jika ditandatangani oleh pejabat yang berwenang, yaitu pemegang pimpinan suatu
instansi, lembaga, atau organisasi. Namun jelas penanda tangan dicantumkan di
bawah tanda tangan dengan huruf awal setiap kata ditulis kapital, tanpa diberi
kurung atau tanda baca apa pun. Di bawah nama penanda tangan dicantumkan nama
jabatan sebagai identitas penanda tangan tersebut.
Contoh tanda tangan, nama
jelas, dan jabatan yang salah.
Tanda tangan
(Drs. MUHD. AL RIDWAN)
KEPALA
Contoh tanda tangan, nama
jelas, dan jabatan yang benar.
Tanda tangan
Drs. Muhd. Al Ridwan
Kepala
5.11 Tembusan
Kata Tembusan diletakkan di sebelah kiri pada bagian kaki surat, lurus
dengan kata nomor, lampiran, dan hal, sejajar dengan penanda tangan
surat. Kata Tembusan diikuti tanda
titik dua ( : ), tanpa digarisbawahi. Jika pihak yang ditembusi surat itu lebih
dari dari satu, nama-nama instansi diberi nomor urut. Akan tetapi, jika pihak yang ditembusi hanya satu, nama
instansi tidak diberi nomor. Kemudian, dalam tembusan tidak perlu digunakan
kepada Yth, Kepada Yth, sebagai laporan, atau sebagai undangan, dan sebagainya.
Selanjutnya, pencantuman kata arsip atau file
pada nomor terakhir tidak dibenarkan, karena tidak ada manfaatnya, sebab sudah
pasti setiap surat dinas memiliki arsip yang harus disimpan.
Penulisan tembusan yang
salah
Tembusan :
1.
Kepada Yth. Direktur Sarana Pendidikan
(sebagai laporan)
2.
Yth. Kepala Bagian Tata Usaha (sebagai
undangan)
3.
Sdr. Marwoto (agar dilaksanakan)
4.
Arsip
Penulisan tembusan yang
benar.
Tembusan :
1.
Direktur Sarana Pendidikan
2.
Kepala Bagian Tata Usaha
3.
Sdr.
Marwoto
5.12
Inisial
Inisial disebut juga sandi, yaitu kode pengenal yang
berupa singkatan nama pengonsep dan pengetik surat. Inisial berguna untuk mengetahui siapa
pengonsep dan pengetik surat.
Inisial berguna untuk mengetahui siapa pengonsep dan pengetik surat
sehingga bila terjadi kesalahan dalam surat
tersebut, pengonsep dan pengetik dapat dihubungi dengan mudah.
Inisial ditempatkan pada bagian paling bawah di sebelah
kiri. Perhatikan contoh di bawah ini.
SR/ebe
SR
singkatan nama pengonsep : Said Rahman
Ebe
singkatan nama pengetik : Endang Bawi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar