Like this ?

Minggu, 20 Mei 2012

MAKALAH Metabolisme dan Regulasi Cairan


MAKALAH
BIOKIMIA
Proses Metabolisme dan Regulasi Cairan
dan Elektrolit Dalam Tubuh
Dosen: Beterson, Amd. Kep.





Disusun Oleh: Kelompok 6
1.    Winarti                         6. Rodi Antono
2.    Puspita M. N.               7. Rofi Ulbar
3.   Jesika F.                       8. Prianto
4.    Susi Sundari                 9. Apriunus
5.    Kristian

YAYASAN EKA HARAP PALANGKARAYA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI DIII KEPERAWATAN
2012



KATA PENGANTAR

     Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Semoga dibuatnya makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita semua.

     Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak akan penulis terima dengan senang hati, agar dalam pembuatan  makalah selanjutnya semoga dapat lebih baik dari sekarang.      Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.





                                                                        Palangka Raya,        Maret  2012


                                                                                                Penulis






DAFTAR ISI

    Halaman
KATA PENGANTAR ……………………………………………                i
DAFTAR ISI    …………………………………………………..                ii
BAB      I      PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ……………………………………...                  1
B.      Rumusan Masalah ………………………………….                  1
C.      Manfaat Penulisan ………………………………….                  1
D.      Metode Penulisan ......................................................                  2
BAB    II     TINJAUAN PUSTAKA
A.      Keluarga Sejahtera.........………………………….                    3
a.         Definisi Keluarga Sejahtera......................................                   3
b.        Tujuan Keluarga Sejahtera.......................................                   3
c.         Tahapan Keluarga Sejahtera....................................                   4
BAB    III    PENUTUP
A.      Simpulan …………………………………………                 8
B.     Saran ……………………………………………                 8
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………...                 9




BAB  I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Kehidupan manusia sangat bergantung pada apa yang ada di sekelilingnya termasuk dalam memenuhi kebutuhan dasarnya yaitu makan dan minum lebih kurang 60% berat badan orang dewasa pada umumnya terdiri dari cairan (air dan elektrolit). Faktor yang mempengaruhi jumlah cairan tubuh adalah umur, jenis kelamin, dan kandungan lemak dalam tubuh. Secara umum orang yang lebih muda mempunyai persentase cairan tubuh yang lebih tinggi dibanding dengan orang yang lebih tua, dan pria secara proporsional mempunyai lebih banyak cairan tubuh dibanding dengan wanita. Orang yang lebih gemuk mempunyai jumlah cairan yang lebih sedikit dibandingkan dengan orang yang lebih kurus, karena sel lemak mengandung sedikit air. Cairan tubuh terdiri dari dua kompartemen cairan, yaitu: ruang intra seluler (cairan dalam sel) dan ruang ekstra seluler (cairan luar sel). Kurang lebih 2/3 cairan tubuh berada dalam kompartemen cairan intra sel, dan kebanyakan terdapat pada massa otot skeletal. 60 % berat badan tubuh adalah :  a.Cairan intrasel (CIS) 40 % dari berat badan  b.Cairan ekstrasel (CES) 20 % dari berat badan yang terdiri dari cairan intravaskuler (plasma) 5 % dari berat badan, dan cairan interstisil 15 % dari berat badan.
     
B.  Rumusan Masalah
Rumusan masalah mencakup :
                1.       Pengertian cairan dan elektrolit
                2.       Bagaimana fungsi cairan dan elektrolit bagi tubuh ?
                3.       Komponen cairan dalm tubuh; CES dan CIS ?
                4.       kebutuhan tubuh terhadap cairandan elektrolit ?
                5.       Regulasi cairan dan elektrolit ?
                6.       masalah kesehatan yang berhubungan dengan cairan dan elektrolit; dehidrasi, diare ?


D.  Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini adalah memberikan penjelasan tentang Proses Metabolisme Dan Regulasi Cairan Dan Elektrolit Dalam Tubuh dan di  harapkan  agar  memberikan wawasan dan pengetahuan yang bertujuan agar perawat mengetahui apa saja yang terkait, serta mempermudah dalam melakukan suatu praktik keperawatan.

D.  Metode  Penulisan  
Dalam  penulisan  makalah  ini,  penulis  menggunakan  metode  library  research atau kepustakaan  yaitu  dengan  mencari, mengumpulkan  materi  dari  buku  serta  menyusunnya  menjadi  sebuah  makalah.












BAB II
TUNJAUAN PUSTAKA

PROSES METABOLISME DAN REGULASI CAIRAN DAN ELEKTROLIT DALAM TUBUH
A.  Pengertian Cairan Dan Elektrolit
 Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut).  Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya.Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : cairan intraseluler dan cairan ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berda di dalam sel di seluruh tubuh, sedangkan cairan akstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari tiga kelompok yaitu : cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial dan cairan transeluler. Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam sistem vaskuler, cairan intersitial adalah cairan yang terletak diantara sel, sedangkan cairan traseluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna.




B.  Fungsi cairan dan elektrolit bagi tubuh
a.      Fungsi Cairan Tubuh
1.    Memberi bentuk pada tubuh
2.    Berperan dalam pengaturan suhu tubuh
3.    Berperan dalam berbagai fungsi pelumasan
4.    Sebagai bantalan
5.    Sebagai pelarut dan tranfortasi berbagai unsur nutrisi dan elektrolit
6.    Media untuk terjadinya berbagai reaksi kimia dalam tubuh
7.    Untuk performa kerja fisik
b.      Fungsi dari elektrolit
1. Merupakan mineral-mineral penting yang dibutuhkan tubuh
2. Mengatur osmosis air antara bagian tubuh.
3. Menjaga keseimbangan asam basa untuk aktifitas selular normal.
4. Menghilangkan dahaga.
5. Mengembalikan kesegaran otot tubuh setelah berolahraga.
6. Mencegah cedera akibat panas tubuh yang berlebihan
7. MEnghambat kelelahan.

Terdapat 3 jenis minuman elektrolit yaitu:
1. Isotonik
Merupakan minuman elektrolit dengan kandungan elektrolit dan karbohidrat 6-8%    dan osmolalitasnya sama dengan darah.
2. Hipotonik
          Kandungan elektrolit dan karbohidratnya kecil dengan osmolalitas lebih rendah dari darah.
3. Hipertonik
         Kandungan elektrolit dan karbohidratnya tinggi dengan osmolalitas lebih tinggi dari darah.
Disamping sebagai pengantar aliran listrik, elektrolit juga mempunyai banyak manfaat, tergantung dari jenisnya. Contohnya :
1.     Natrium     : fungsinya sebagai  penentu utama osmolaritas dalam darah dan pengaturan volume ekstra sel.
2.     Kalium       : fungsinya mempertahankan  membran potensial elektrik dalam tubuh.
3.     Klorida      : fungsinya mempertahankan tekanan osmotik, distribusi air pada berbagai cairan tubuh dan keseimbangan anion dan kation dalam cairan ekstrasel.
4.     Kalsium     : fungsi utama kalsium adalah sebagai penggerak dari otot-otot, deposit utamanya berada di tulang dan gigi, apabila diperlukan, kalsium ini dapat berpindah ke dalam darah.
5.     Magnesium : Berperan penting dalam aktivitas elektrik jaringan, mengatur pergerakan Ca2+ ke dalam otot serta memelihara kekuatan kontraksi jantung dan kekuatan pembuluh darah tubuh.

Secara menyeluruh atau dapa disimpulkan fungsi cairan elektrolit bagi tubuh yaitu sebagai berikut
1.    Mengatur suhu tubuh
Bila kekurangan air, suhu tubuh akan menjadi panas dan naik.
2.    Melancarkan peredaran darah
Jika tubuh kita kurang cairan, maka darah akan mengental. Hal ini disebabkan cairan dalam darah tersedot untuk kebutuhan dalam tubuh. Proses tersebut akan berpengaruh terhadap pada kinerja otak dan jantung.
3.    Membuang racun dan sisa makanan
Tersedianya  cairan tubuh yang cukup dapat membantu mengeluarkan racun dalam tubuh. Air membersihkan racun dalam tubuh melalui keringat, air, seni, dan pernafasan.
4.    Kulit
Air sangat penting untuk mengatur struktur dan fungsi kulit. Kecukupan air dalam tubuh berguna untuk menjaga kelembaban, kelembutan, dan elastisitas kulit akibat pengaruh suhu udara dari luar tubuh.
5.    Pencernaan
Peran air dalam proses pencernaan untuk mengangkut nutrisi dan oksigen melalui darah untuk segera dikirm kesel-sel tubuh. Konsumsi air yang cukup akan membantu kerja sistem pencernaan didalam usus besar karena gerakan usus menjadi lebih lancar, sehingga feses pun keluar dengan lancar.
6.    Pernafasan
Paru-paru memerlukan air untuk pernapasan karena paru-paru harus basah dalam bekerja memasukkan oksigen kedalam sel tubuh. Hal ini dapat dilihat apabila kita menghenbuskan nafas kekaca, maka akan dilihat cairan berupa embun dari nafas yangdihenbuskan pada kaca.
7.    Sendi daan otot
Cairan tubuh melindungi dan melumasi gerakan pada sendi dan otot. Otot tubuh akan mengempis apabila tubuh kekurangan cairan. Oleh sebab itu, perlu minum air dengan cukup selama beraktivitas untuk meminimalisir resiko kerja otot dan kelelahan.
8.    Pemulihan penyakit
Air mendukung proses pemulihan ketika sakit karena asupa air yang memadai berfungsi untuk menggantikan cairan tubuh yang terbuang.


C.  Komponen cairan dalam tubuh; CES dan CIS
cairan tubuh terdiri dari 3 bagian, yaitu intrasel (CIS) dan ekstrasel (plasma darah, intertisial) untuk memahami, cairan intrasel berada didalam sel dan ekstrasel berada didalam sel. Cairan ekstrasel (CES) dibagi dua yaitu cairan intravaskuler (berada dalam pembuluh darah) dan cairan intertisial berada diluar sel dan diluar pembuluh.
a.    Distribusi Cairan Tubuh
Air merupakan komponen terbesar dari tubuh, sekitar 45- 75% total berat badan, ⅔ nya merupakan cairan intrasel dan sisanya ekstrasel dengan ¼ nya tardapat pada intravaskuler dan ¾ sisanya merupakan intertisial. Lemak tubuh bebas air, sehingga yang kurus memiliki jumlah air lebih banyak dibanding yang gemuk.
Distribusi cairan tubuh adalah relatif tergantung pada ukuran tubuh itu sendiri.
1.     dewasa 60%
2.     anak-anak 60 – 77%
3.     infant 77%
4.     embrio 97%
5.     manula 40 – 50 %
pada manula, prosentase total cairan tubuh berkurang dikarenakan sudah mengalami kehilangan jaringan tubuh.
intracellular volume = total body water – extracellular volume
interstitial fluid volume = extracellular fluid volume – plasma volume
total bloods volume = plasma volume / (1 - hematocrite)
b.   Elektrolit Tubuh
elektrolit tubuh, bisa terlarut dalam air atau dalam larutan lain. Elektrolit memiliki fungsi fisiologis yang khusus didalam tubuh seperti misalnya dalam proses kerja neuromuskuler. Elektrolit bermuatan listrik positif (kation), biasanya berupa unsur logam, dan bermuatan negatif (anion), merupakan unsur non logam. Beberapa kation utama dalam tubuh adalah natrium (Na+), kalium/potasium (K+), kalsium (Ca²+), magnesium (Mg²+). Sedangkan anion utama dalam tubuh adalah klorida (Clˉ ), bikarbonat (HCO3ˉ), phospat (HPO4ˉ ).
Komposisi elektrolit tubuh
Jenis elektrolit
Intresel (mEq/L)
Ekstrasel (mEq/L)
Na
K
Ca
Mg
Cl
HCO3
phosphat (HPO4)
sulfat (SO4)
15-20
150-155
1-2
27-29
1-4
10-12
100-104
2
135-154
3,5-5
4,5-5,5
4,5-5,5
98-106
25-27
1,7-1,4
1
1.     Natrium / Sodium
Fungsi dasar dari natrium adalah mengatur volume CES, meningkatkan permeabilitas membran, mengatur tekanan osmotik vaskuler, mengontrol distribusi cairan intraseluler dan ekstraseluler, berperan dalam hantaran inpuls sarap, memelihara iritabilitas neuromuskuler.
2.     Kalium / Potasium
Fungsi dasar kalium adalah mengatur CIS, membantu transmisi inpuls sarap, berperan/membantu kontraksi otot skeletal dan otot polos, membantu reaksi enzimatik pada proses metabolisme karbohidrat dan restrukturisasi asam amino menjadi protein, menhaut keseimbangan asam-basa (bertukar tempat dengan ion hidrogen).
3.     Calsium
Fungsi dasar dari kalsium adalah mendukung kekuatan dan penyusun tulang dan gigi, membentuk ketebalan dan kekuatan membran sel, membantu transmisi impuls sarap, menurunkan eksitabilitas neuromuskuler, bahan pentung pembekuan darah, membantu absorbsi dan penggunaan vit B12, mengaktifkan reaksi enzim dan sekresi hormon.
4.     Magnesium
Fungsi dasar magnesium adalah mengaktifkan sistem enzim, sebagian besar bersama dengan metabolisme vit B dan penggunaan K, Ca dan protein. Membantu regulasi kadar serum kalsium, pospor dan kalsium. Membantu aktivitas neuromuskuler.

Air menyusun 60 % -75 % total berat badan dengan kisaran antara 40%-80%. Air tubuh terdistribusi diantara dua kompartemen cairan utama.
1.    Cairan intraseluler (CIS), dalam membran sel. CIS membentuk sekitar 2/3 dari H2O total tubuh.
Komposisi cairan intrasel:
ü Kation : Na+ = 10,0 mEq/L
K+ = 140,0 mEq/L
Ca2+ = 1,0 mEq/L
Mg2+ = 50,0 mEq/L
ü Anion : Cl- = 4,0 mEq/L
HCO3- = 10,0 mEq/L
HPO4-2 = 75,0 mEq/L
SO4-2 = 20,0 mEq/L
Protein = 50,0 mEq/L
- Cairan ekstraseluler (CES)
CES membentuk 1/3 dari kompartmen cairan ekstra sel, yang termasuk dalm CES adalah Limfe dan cairan limfe sel. CES dibagi menjadi :
 cairan intravaskuler atau plasma darah, berada dalam pembuluh darah yang meliputi 20% CES atau 15% dari total berat badan.
o Kation : Na+ = 140,0 mEq/L
K+ = 5,0 mEq/L
Ca2+ = 5,0 mEq/L
Mg2+ = 2,0 mEq/L
o Anion : Cl- = 100,0 mEq/L
HCO3- = 28,0 mEq/L
HPO4-2 = 2,0 mEq/L
SO4-2 = 1,0 mEq/L
Protein = 16,0 mEq/L
o cairan interstisial (cairan berada diantara sel) yang mencapai 80% CES atau 5% dari total berat badan. Selain kedua kompartmen tersebut, ada kompartmen lain yang ditempati oleh cairan tubuh.
o Kation : Na+ = 145,0 mEq/L
K+ = 5,0 mEq/L
Ca2+ = 3,0 mEq/L
Mg2+ = 2,0 mEq/L
o Anion : Cl- = 114,0 mEq/L
HCO3- = 30,0 mEq/L
HPO4-2 = 2,0 mEq/L
SO4-2 = 1,0 mEq/L
Protein = 1,0 mEq/L
o cairan transel (cairan lintas sel). Namun volumenya diabaikan karena kecil, yaitu cairan sendi, cairan otak, cairan perikard, liur pencernaan, dll. Ion Na+ dan Cl- terutama terdapat pada cairan ektrasel, sedangkan ion K+ di cairan intrasel. Anion protein tidak tampak dalam cairan intersisial karena jumlahnya paling sedikit dibandingkan dengan intrasel dan plasma.

D.  Kebutuhan tubuh terhadap cairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolit sangat berguna dalam mempertahankan fungsi tubuh manusia. Kebutuhan cairan dan elektrolit bagi manusia berbeda dengan tingkat usia seseorang, seperti bayi mempunyai kebutuhan cairan yang berbeda dengan usia dewasa. Bayi mempunyai tingkat metabolisme air lebih tinggi mengingkat permukaan tubuh yang relatif luas dan persentasi air lebih tinggi dibandingkan dengan orang dewasa.
Kebutuhan cairan sangat diperlukan tubuh untuk mengangkut zat makanan kedalam sel, sisa metabolisme, sebagai pelarut elektrolit dan non elektrolit, memelihara suhu tubuh mempermudah eliminasi dan membantu pencernaan. Disamping kebutuhan cairan, elektrolit (natrium, kalium, klorida dan fosfat) sangat penting untuk keseimbangan asam-basa, konduksi saraf, kontraksi muskuler dan osmolaritas. Kondisi tidak terpenuhinya dapat mempengaruhi sistem organ tubuh terutama ginjal.
Untuk mempertahankan kondisi cairan dan elektrolit dalam keadaan seimbang, maka pemasukan harus sesuai dengan kebutuhan. Prosedur pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit dalampelayanan keperawatan dapat dilakukan melalui pemberian per-oral atau intravena.


E.  Regulasi cairan dan elektrolit
a.    Regulasi Cairan Tubuh
Tubuh memiliki mekanisme pengaturan untuk mempertahankan komposisi cairan agar dalam kondisi yang setimbang atau tetap. Banyak organ yang terlibat dalam proses mekanisme ini.
Normal kebutuhan cairan adalah 35 cc/KgBB/hr. Namun bila dirata-ratakan, kebutuhan intake (masukan) air pada orang dewasa adalah dari ingesti liquid 1500 cc, daro makanan 700 cc, air dari oksidasi 200 cc sehingga totalnya 2400 cc/hari. Sedangkan untuk pengaturan keseimbangan cairan tubuh terdapat mekanisme pembuangan cairan tubuh yang melibatkan berbagai organ. Organ tersebut adalah melalui kulit 300-400 cc berupa keringat dan penguapan namun tergantung pada aktivitas dan suhu. Dari paru-paru300-400 cc berupa uap air dari ekspirasi. Dari GIT sekitar 200 cc/ hari dan akan meningkat pada kasus diare. Pengeluaran air yang terbanyak terjadi di ginjal, sekitar 1200-1500 cc/hr. Ketika defisit volume cairan ekstraseluler, maka akan terjadi beberapa mekanisme
1.     diproduksi ADH (anti diuretic hormone) yang berfungsi untuk mereabsorpsi air
2.     aldosteron diproduksi oleh corteks adrenal, berfungsi untuk mereabsorpsi Na yang . berefek pada peningkatan air di ekstraseluler
3.     renin yang dilepaskan sel jukstaglomerural ginjal, berfungsi untuk vasokontriksi . . dan sekresi aldosteron.
b.   Pengaturan Neuroendokrin dalam Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
Sebagai kesimpulan, pengaturan keseimbangan keseimbangan cairan dan elektrolit diperankan oleh system saraf dan sistem endokrin. Sistem saraf mendapat informasi adanya perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit melalui baroreseptor di arkus aorta dan sinus karotikus, osmoreseptor di hypotalamus, dan volume reseptor atau reseptor regang di atrium. Sedangkan dalam sistem endokrin, hormon-hormon yang berperan saat tubuh mengalami kekurangan cairan adalah Angiotensin II, Aldosteron, dan Vasopresin/ADH dengan meningkatkan reabsorbsi natrium dan air. Sementara, jika terjadi peningkatan volume cairan tubuh, maka hormone atriopeptin (ANP) akan meningkatkan eksresi volume natrium dan air.
perubahan volume dan osmolaritas cairan dapat terjadi pada beberapa keadaan.Faktor lain yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit di antaranya ialah umur, suhu lingkungan, diet, stres, dan penyakit.

F.   Masalah kesehatan yang berhubungan dengan cairan dan elektrolit; dehidrasi, diare, dll.
a.    Hilangnya  cairan tubuh manusia
Kehilangan cairan tubuh manusia
1.    Normal
Terjadi akibat pemakaian energi tubuh. Kehilangan cairan sebesar 1 ml terjadi pada pemakaian kalori sebesar 1 kal.
2.    Abnormal
Terjadi karena berbagai penyakit atau keadaan lingkungan seperti suhu lingkungan yang terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Pengeluaran cairan yang banyak dari dalam tubuh tanpa diimbangi pemasukan cairan yang memadai dapat berakibat dehidrasi. Dehidrasi adalah keadaan dimana tubuh kehilangan cairan elektrolit yang sagat dibutuhkan organ-organ tubuh untuk bisa menjalankan fungsinya dengan baik.

b.   Gejala dehidrasi
Berikut ini adalah berbagai gejala dehidrasi sesuai tingkatannya;
1.    Dehidrasi ringan
·       muka memerah
·       rasa sangat haus
·   kulit kering dan pecah-pecah
·       volume urine berkurang dengan warna lebih gelap dari biasanya
·       Pusing dan lemah
·       Kram otot terutama pada kaki dan tangan
·       Kelenjar air mata berkurang
·       kelembabannya
·       Sering mengantuk
·       Mulut dan lidah kering dan air liur berkurang
2.    Dehidrasi sedang
·       tekanan darah menurun
·       Pingsan
·       kontraksi kuat pada otot lengan, kaki, perut dan punggung
·       Kejang
·       Perut kembung
·       Gagal jantung
·       ubun-ubun cekung
·       Denyut nadi cepat dan lemah
3.    dehidrasi berat
·      Kesadaran berkurang
·      Tidak buang air kecil
·      Tangan dan kaki menjadi dingin dan lembab
·      Denyut nadi semakin cepat dan lemah hingga tidak teraba
·      Ujung kuku, mulut dan lidah berwarna kebiruan

c.    Mengembalikan cairan tubuh yang hilang;
untuk mengembalikan cairan tubuh yang hilang, kita harus banyak minum air mineral 8 gelas (kurang lebih 2 liter) air setiap hari yang bisa didapat dari:
1.    Air putih yang higienis/air mineral
Air putih mengandung beberapa zat penting untuk tubuh seperti oksigen, magnesium, sulfur dan klorida.
2.    Air berion
Air berion tidak hanya menghilangkan dahaga melainkan juga berfungsi sebagai sumber energi seperti halnya karbohidrat. lipid, dan protein. Air berion bekerja sebagai perantara dalam reaksi-reaksi biokimia dan berperan dalam proses metabolisme tubuh sehingga dapat mengembalikan kesegaran otot tubuh setelah beraktivitas mengeluarkan keringat dengan cepat.
3.    Jus buah
Selain rasanya nikmat dan segar, jus buah mengandung beragam vitamin dan mineral yang mentehatkan. Menurut penelitian, jus jambu biji mengandung vitamin C sebanyak 3-6 kali lebih tinggi dibandingkan jus jeruk, 10 kali lebih tinggi dibandingkan pisang . namun atlit kurang disarankan meminum jus buah saat berolahraga karena cairan padanya tidak mudah terserap oleh tubuh.


d.      Penyebab diare dan gejala diare
Diare bukanlah penyakit yang datang dengan sendirinya. Biasanya ada yang menjadi pemicu terjadinya diare. Secara umum, berikut ini beberapa penyebab diare yaitu;
1.      Infeksi oleh bakteri, virus atau parasit.
2.      Alergi terhadap makanan atau obat tertentu.
3.      Infeksi oleh bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain seperti campak, infeksi telinga, infeksi tenggorokan, malaria.
4.      Pemanis buatan.
Diare dapat merupakan efek sampingan banyak obat terutama antibiotik. Selain itu, bahan-bahan pemanis buatan sorbitol dan manitol yang ada dalam permen karet serta produk-produk bebas gula lainnya menimbulkna diare.
Gejala diare atau mencret adalah tinja yang encer dengan frekuensi  4 kali atau lebih dalam sehari, yang kadang disertai;
·      muntah
·      badan lesu atau lemah
·      panas
·      tidak nafsu makan
·      darah dan lendirdalam kotoran.
Selain itu , dapat pula mengalami sakit perut, serta gejala-gejala lain seperti flu misalnya agak demam, nyeri otot atau kejang, dan sakit kepala. gangguan bakteri dan parasit kadang-kadang menyebabkan tinja mengandung darah atau demam tinggi.
Diare bisa menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit (misalnya natrium dan kalium). Diare disertai juga oleh dehidrasi (kekurangan cairan). Dehidrasi ringan hanya menyebabkan bibir kering,. Dehidrasi sedang memyebabkan kulit keriput, mata dan ubun-ubun menjadi cekung (pada bayi yang berumur kurang dari 18 bulan). Dehidrasi berat bisa berakibat fatal, biasanya menyebabkan syok. 







BAB III
PENUTUP

A.  Simpulan
Air adalah komponen pembentuk tubuh yang paling banyak jumlahnya. Pada orangdewasa kurang lebih 60 % dari berat badan adalah air (air dan elektrolit), 2/3 bagian berada di intrasel, dan 1/3 bagian berada di ekstrasel. 60 % berat badan tubuh adalah :  a.Cairan intrasel (CIS) 40 % dari berat badan  b.Cairan ekstrasel (CES) 20 % dari berat badan yang terdiri dari cairan intravaskuler (plasma) 5 % dari berat badan, dan cairan interstisil 15 % dari berat badan.  Elektrolit utama  a.Dari CES : Natrium (N = 135 – 147 mEq/liter), Klorida (N = 100 – 106 mEq/liter) b.Dari CIS : Kalium (N = 3,5 – 5,5 mEq/liter), Phospat (N = 3 – 4,5 mg/liter) Cairan dan elektrolit merupakan factor yang dominan dalam menjalankan fungsi tubuh.

B.  Saran
Diharapkan makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi setiap pembacanya, penulis berharap dengan adanya makalah mengenai Proses Metabolisme Dan Regulasi Cairan Dan Elektrolit Dalam Tubuh ini kita dapat memahami dan mampu membangun dan dapat menghasilkan suatu asuhan keperawatan yang bernilai tinggi. Serta untuk menambah wawasan pembaca dapat membaca reverensi yang lain.








DAFTAR PUSTAKA


Barbara,Kozier. (1999).  Fundamental Of Nursing Concept, Process and Practice, Fifth Edition,    Addison Wsley Nursing, California.
Dolores F. Saxton. (1999). Comprehensive Review Of Nursing For NCLEK-RN, Sixteenth Edition, Mosby, St. louis, Missouri.
http://gudanginspirasi.wordpress.com/2010/06/02/elektrolit-peranannya-dalam-tubuh/
http://eonman95.blogspot.com/2011/11/fisiologi-cairan-dan-elektrolit-tubuh.html
http://herymrt.wordpress.com/2007/08/29/%E2%80%9Ckebutuhan-cairan-dan-elektrolit%E2%80%9D/
http://mutyandmom.blogspot.com/2009/03/komposisi-cairan-normal-dalam-tubuh-air.html
Sylvia Anderson Price, Alih : Peter Anugerah. (1995)  Pathofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, Edisi kedua, EGC, Jakarta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar

☺ Thanks, udah berkunjung ☺